[66]. Sebagian Bani Israil yang mengaku beriman kepada Nabi Muhammad
s.a.w itu pernah bercerita kepada orang-orang Islam, bahwa dalam
Taurat memang disebutkan tentang kedatangan Nabi Muhammad s.a.w. Maka
golongan lain menegur mereka dengan mengatakan: "Mengapa kamu
ceritakan hal itu kepada orang-orang Islam sehingga hujjah mereka
bertambah kuat?"
Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Nabi SAW pada peperangan Bani Quraidzah berdiri
di bawah benteng mereka. Dengan marahnya atas pengkhianatan mereka, beliau bersabda:
"Hai saudara-saudara kera! Hai saudara-saudara babi! Hai penyembah-penyembah thaghut!"
Para pemimpin bani Quraidzah berkata kepada kaumnya. "Siapa yang memberitahu Muhammad
tentang ucapan yang dikeluarkannya itu! Ia tidak mungkin tahu kecuali dari kamu. Mengapa
kalian beritahukan kepada mereka tentang kutukan Allah kepada kalian, sehingga mereka dapat
mengalahkan hujjah kalian?" Maka turunlah ayat ini (S. 2: 76) yang menegaskan penyesalan
mereka akan kebocoran isi Taurat kepada Nabi Muhammad SAW.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari Mujahid.)
Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa apabila kaum Yahudi bertemu dengan orang-orang
muminin, mereka (kaum Yahudi) berkata: "Kami percaya bahwa shahabatmu itu Utusan Allah,
akan tetapi diutusnya hanya kepadamu saja." Apabila bertemu dengan teman-teman mereka,
mereka berkata: "Janganlah kamu memperbincangkan masalah ini (kerasulan) dengan orang-orang
Arab, karena kamu dahulu pernah meminta kepada Allah agar mendapat kemenangan terhadap
orang-orang Arab dengan kebesaran utusan yang akan datang (Muhammad), sedang kenyataannya
utusan itu dari golongan mereka." Maka Allah turunkan ayat ini (S. 2: 76) sebagai penjelasan
atas kelakukan kaum Yahudi.
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dari 'Ikrimah yang bersumber dari Ibnu Abbas.)
Dalam riwayat dikemukakan bahwa turunnya ayat ini (S. 2: 76) tentang orang-orang Yahudi
yang beriman, kemudian jadi kaum munafiq. Dahulu di waktu mereka beriman, mereka sering
mendatangi kaum Mukminin bangsa Arab dengan membawa berita yang biasa mereka perbincangkan.
Setelah munafiq mereka berbicara di antara satu sama lainnya. "Mengapa kamu beritahukan
tentang kutukan Allah yang berupa siksaan terhadap kita sehingga mereka (kaum Mukminin)
dapat berkata: "Kami lebih dicintai Allah dan lebih mulia daripada kamu."
(Diriwayatkan oleh Ibnu Jarir yang bersumber dari as-Suddi.)
|