Surat Al Anfaal menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan
pada umumnya, khususnya menerangkan Perang Badar, yaitu peperangan yang
menentukan jalan sejarah Islam dan muslimin, bahkan tidak akan salah kiranya
kalau dikatakan bahwa Perang Badar itu menetukan jalan sejarah umat manusia
pada umumnya. Sebahagian besar surat ini mengandung hal-hal yang berhubungan
dengan perdamaian dan peperangan; tingkah laku orang-orang kafir, orang-orang munafik dan sebahagian orang-orang Islam yang tidak kuat imannya
dalam peperangan. Kemudian ditegaskan bahwa Allah menolong orang-orang yang
beriman dan menghancurkan orang-orang kafir dan munafik itu, adalah
merupakan sunnah-Nya yang tidak dapat dimungkiri berlakunya, sebagaimana
pernah terjadi pada Fir'aun dan kaumnya serta umat-umat yang sebelumnya.
HUBUNGAN SURAT AL ANFAAL DENGAN SURAT AT TAUBAH
Sebagaimana halnya hubungan surat-surat yang lain dengan surat-surat
yang sesudahnya, maka hal yang dikemukakan oleh surat Al Anfaal, seperti
hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama dan furu'nya, sunnah
Allah, syari'at hukum-hukum perjanjian dan janji setia, hukum perang dan
damai dan sebagainya disebutkan dalam surat At Taubah, umpamanya:
1. Perjanjian yang dikemukakan surat Al Anfaal dijelaskan oleh surat
At Taubah, terutama hal-hal yang berhubungan dengan pengkhianatan
musuh terhadap janji-janji mereka.
2. Sama-sama menerangkan tentang memerangi orang-orang musyrikin dan Ahli
Kitab.
3. Surat Al Anfaal mengemukakan bahwa yang mengurus dan memakmurkan
Masjidilharam itu ialah orang-orang yang bertakwa, sedang surat At Taubah
menerangkan bahwa orang-orang musyrik tidak pantas mengurus dan
memakmurkan mesjid, bahkan mereka akan menghalang-halangi orang-orang
Islam terhadapnya.
4. Surat Al Anfaal menyebut sifat-sifat orang-orang yang sempurna imannya,
dan sifat-sifat orang-orang kafir, lalu pada akhir surat diterangkan
pula tentang hukum perlindungan atas orang-orang muslim yang berhijrah,
orang-orang muslim yang tidak berhijrah serta orang-orang kafir. Hal
yang serupa dikemukakan pula pada surat At Taubah.
5. Surat Al Anfaal menganjurkan agar bernafkah di jalan Allah, sedang
surat At Taubah menegaskan sekali lagi. Begitu pula dalam surat Al Anfaal
diterangkan tentang penggunaan harta rampasan perang, sedang surat
At Taubah menerangkan penggunaan zakat.
6. Surat Al Anfaal mengemukakan tentang orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya, kemudian surat At Taubah
menerangkannya lebih luas.
Kalau kita perhatikan, ternyata bahwa antara surat Al Anfaal dan
surat At Taubah terdapat hubungan yang erat sekali. Seakan-akan keduanya
merupakan satu surat, bahkan sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa: Kalau
tidaklah karena ketentuan Allah, maka mereka akan memandang surat Al Anfaal
dan surat At Taubah sebagai satu surat.
|