8. Al Anfaal
 Penutup 

Surat Al Anfaal menerangkan hal-hal yang berhubungan dengan peperangan pada umumnya, khususnya menerangkan Perang Badar, yaitu peperangan yang menentukan jalan sejarah Islam dan muslimin, bahkan tidak akan salah kiranya kalau dikatakan bahwa Perang Badar itu menetukan jalan sejarah umat manusia pada umumnya. Sebahagian besar surat ini mengandung hal-hal yang berhubungan dengan perdamaian dan peperangan; tingkah laku orang-orang kafir, orang-orang munafik dan sebahagian orang-orang Islam yang tidak kuat imannya dalam peperangan. Kemudian ditegaskan bahwa Allah menolong orang-orang yang beriman dan menghancurkan orang-orang kafir dan munafik itu, adalah merupakan sunnah-Nya yang tidak dapat dimungkiri berlakunya, sebagaimana pernah terjadi pada Fir'aun dan kaumnya serta umat-umat yang sebelumnya.

HUBUNGAN SURAT AL ANFAAL DENGAN SURAT AT TAUBAH

Sebagaimana halnya hubungan surat-surat yang lain dengan surat-surat yang sesudahnya, maka hal yang dikemukakan oleh surat Al Anfaal, seperti hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok agama dan furu'nya, sunnah Allah, syari'at hukum-hukum perjanjian dan janji setia, hukum perang dan damai dan sebagainya disebutkan dalam surat At Taubah, umpamanya:

1. Perjanjian yang dikemukakan surat Al Anfaal dijelaskan oleh surat At Taubah, terutama hal-hal yang berhubungan dengan pengkhianatan musuh terhadap janji-janji mereka.

2. Sama-sama menerangkan tentang memerangi orang-orang musyrikin dan Ahli Kitab.

3. Surat Al Anfaal mengemukakan bahwa yang mengurus dan memakmurkan Masjidilharam itu ialah orang-orang yang bertakwa, sedang surat At Taubah menerangkan bahwa orang-orang musyrik tidak pantas mengurus dan memakmurkan mesjid, bahkan mereka akan menghalang-halangi orang-orang Islam terhadapnya.

4. Surat Al Anfaal menyebut sifat-sifat orang-orang yang sempurna imannya, dan sifat-sifat orang-orang kafir, lalu pada akhir surat diterangkan pula tentang hukum perlindungan atas orang-orang muslim yang berhijrah, orang-orang muslim yang tidak berhijrah serta orang-orang kafir. Hal yang serupa dikemukakan pula pada surat At Taubah.

5. Surat Al Anfaal menganjurkan agar bernafkah di jalan Allah, sedang surat At Taubah menegaskan sekali lagi. Begitu pula dalam surat Al Anfaal diterangkan tentang penggunaan harta rampasan perang, sedang surat At Taubah menerangkan penggunaan zakat.

6. Surat Al Anfaal mengemukakan tentang orang-orang munafik dan orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya, kemudian surat At Taubah menerangkannya lebih luas.

Kalau kita perhatikan, ternyata bahwa antara surat Al Anfaal dan surat At Taubah terdapat hubungan yang erat sekali. Seakan-akan keduanya merupakan satu surat, bahkan sebahagian ahli tafsir mengatakan bahwa: Kalau tidaklah karena ketentuan Allah, maka mereka akan memandang surat Al Anfaal dan surat At Taubah sebagai satu surat.